Rabu, 13 Juli 2011

prediktive dan produktive maintenance

Pemeliharaan Prediktive (Predictive Maintenance)

Pemeliharaan Prediktive adalah aktivitas pemeliharaan peralatan yang dilaksanakan berdasarkan atas kondisi tertentu dari peralatan (condition based), untuk menghindari terjadinya kerusakan yang tidak wajar atau kondisi yang tidak diinginkan yang dapat berakibat pada penurunan kinerja dari peralatan-peralatansecarakeseluruhan.


Kegiatan pemeliharaan prediktif ini dapat dilakukan dengan melaksanakan inspeksi terencana secara sistematic dengan mengamati parameter-parameter operasi dari mesin/peralatan seperti pengukuran vibrasi, oil-level, temperatur, tekanan, aliran, ultrasonic flow detector dsb. Teknik analisa mekanis yang efektif untuk pengontrolan kondisi mesin meliput total program yang terdiri dari: deteksi-analisa dan koreksi.


Predictive menggunakan strategi base on condition sebelum melakukan tindakan corective/maintenance.Untuk strategi ini memanfaatkan vibration monitoring,oil analysis,performance monitoring,infra-red,dll tanpa harus memberhentikan peralatan (equipment tetap berjalan secara normal) konsekuensinya:


 work schedule berkurang
 mempercepat penyelesaian kerusakan
 breakdown dapat diturunkan
 investasi untuk teknologi cukup besar
 mencegah secondary failure
 manage source lebih baik


Dalam implementasi di lapangan,kedua-dua system ini diimplemaentasikan,karena predictive biasanya digunakan untuk melakukan maintanance pada peralatan dengan tingkat kritikal yang tinggi terhadap proses produksi sedangkan preventive lebih diarahkan pada tingkat kritikal yang lebih kecil terhadap proses produksi.


Pada perusahaan yang telah memiliki tingkat kemampuan penguasaan metodologi predictive maintanance yang sangat baik,predictive maintanance ini dapat digunakan untuk meningkatkan schedule antara untuk melakukan annual overhaul pada power plant equipment,yang biasanya 2 tahun bisa saja di extend hingga 4 dan 6 tahun.


Pada aplikasi vibration monitoring tingkat lanjut,bisa juga digunakan dalam meyempurnakan suatu hasil design engineering,pada fase ini vibration monitoring dapat dijadikan sebagai bahan/kajian empirik tentang keakuratan suatu hasil perhitungan design.


Dalam predictive maintennace kita bisa berbicara dan bergelut hal-hal yang menyangkut reliability dan availibility suatu peralatan dengan lebih teliti dan tentunya terukur karena memanfaatkan alat ukur yang cukup akurat. Dalam banyak pengalaman dalam melakukan 'bisnis countinous plan' juga akan ditopang oleh tingkat efisiensi dari setiap perlatan produksi,yang dapat didekati dengan konsep predictive maintanance itu sendiri.


Perawatan Produktive Terpadu

Perawatan Produktive Terpadu merupakan aktivitas pemeliharaan yang dilakukan oleh seluruh karyawan dengan memaksimalkan efektivitas penggunaan peralatan secara keseluruhan. Dengan adanya pemeliharaan mandiri oleh operator, maka pemeliharaan peralatan akan lebih optimal sehingga kerusakan mesin dan cacat produk dapat diminimalisasi

Perawatan Produktive Terpadu dapat mengubah secara drastis hasil yang dicapai industri, karena dapat mengoptimasikan hubungan antara operator dan peralatan pada kondisi yang tepat. Selain itu Perawatan Produktive Terpadu dapat pula memberikan kontribusi dalam program pelestarian lingkungan dan kenyamanan bekerja. Beberapa industri di Jepang dan Amerika telah membuktikan, bagaimana Perawatan Produktive Terpadu yang diimplementasikan dalam industrinya, telah bias memberikan efektivitas biaya yang tinggi, operasi kontinyu dalam jangka panjang dan pencegahan peniadaan kecelakaan.
Masalah Perawatan Produktive Terpadu mempunyai kaitan erat dengan tindakan pencegahan dan perbaikan. Tindakan tersebut dapat berupa:

• Pemeriksaan (inspection), yaitu tindakan yang ditujukan untuk system atau mesin yang bertujuan untuk mengetahui apakah sistem berada pada kondisi yang diinginkan.
• Service, yaitu tindakan yang bertujuan untuk menjaga suatu sistem atau mesin yang biasanya telah diatur dalam buku petunjuk pemakaian mesin.
• Penggantian komponen, yaitu tindakan penggantian komponen- komponen yang rusak atau tidak memenuhi kondisi yang diinginkan. Kondisi ini mungkin dilakukan secara mendadak atau dengan perencanaan pencegahan terlebih dahulu.
•Overhaul, yaitu tindakan perbaikan besar-besaran yang biasanya dilakukan pada akhir periode tertentu.
Sasaran Perawatan Produktive Terpadu adalah profitable preventive maintenance, dengan tidak hanya mencegah breakdown dan defect tetapi juga bekerja dengan efisien. Untuk mencapai sasaran tersebut perlu dilakukan empat perawatan dengan baik dan tuntas, antara lain dengan :

 Preventive Maintenance (perawatan pencegahan)
 Breakdown Maintenance (perawatan setelah terjadinya kerusakan)
 Corrective Maintenance (perawatan korektif)
 Maintenance Prevention
Total Productive Maintenance
Total Productive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan
melibatkan dukungan dari semua pihak untuk memperoleh nilai
produktivitas yang optimal.

Pemeliharaan produktif total memiliki dua tujuan utama, yaitu menghilangkan gangguan mesin (kerusakan nol) dan menghilangkan cacat produk (cacat nol). Jika kedua tujuan tersebut dapat tercapai maka dapat memperoleh banyak keuntungan, antara lain pengoperasian mesin meningkat, biaya produksi lebih rendah, inventori menurun dan produktivitas personil meningkat. Sasaran dari pemeliharaan produktif total adalah K3C nol, yaitu Kecelakaan nol, Kerusakan nol, Krisis nol, dan Cacat nol. Philosofi dari pemeliharaan produktif total terdiri atas beberapa elemen seperti kerjasama tim, respon dan motivasi dari seluruh karyawan, partisipasi dan dorongan, pemimpin yang suportif, kesempatan pengembangan keahlian
dan pengalaman, serta pengembangan potensial keseluruhan, pengembangan berkelanjutan dan dapat mempengaruhi dan menyiapkan insentif.

Inti permasalahan dari pemeliharaan produktif total adalah merubah atau memperbaiki sikap personil yang semula bekerja secara terkotak-kotak menjadi sikap ingin bekerja sama. Bertitik-tolak dari prinsip kerja sama tersebut, ada tiga konsep dasar PPT yang menjadi acuan gerakan PPT, yaitu pendayagunaan kemampuan maksimal pada peralatan, pemeliharaan mandiri oleh operator dan aktivitas kelompok kecil terorganisir. PPT sebagai suatu sistem pemeliharaan terpadu harus dilaksanakan melalui kegiatan gugus kecil seperti kendali mutu dalam sistem pengawasan mutu terpadu. Aktivitas grup kecil dalam PPT tidak sama, terutama dalam keterlibatan anggotanya.

Dalam pengawasan mutu terpadu keterlibatan para anggotanya lebih bersifat sukarela, posisi supervisor dan manajer hanya sebagai pendukung, sedangkan PPT keterlibatan para anggotanya adalah wajib, demikian pula dengan supervisor dan manajer serta staf lain. Mengenai anggapan bahwa peralatan bisa rusak mendadak, PPT berpandangan lain, bahwa peralatan seharusnya bisa rusak mendadak. Dasar pemikiran ini, setiap orang termasuk operator menerima dan sependapat dengan pandangan tersebut,
sehingga semua orang ikut bertanggung jawab terhadap aktivitas pemeliharaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar